Selasa, 16 April 2013

Keceriaan Bersama Adik-Adik Tunggulrejo


          



          Hari itu, memang hari yang sangat padat di jadwal kegiatanku. Aku berusaha untuk tetap bisa melaksanakan semua kegiatan yang ada di jadwalku. Sabtu pagi yang cerah, acara yang pertama adalah rapat kerja salah satu organisasi yang aku ikuti di Fakultas Teknik. Yah, acara itu memang sangat krusial, sebenarnya pagi itu juga ada kegiatan lain yang aku ikuti di tempat lain, namun lebih penting, maka aku memutuskan untuk hadir di rapat kerja ini. Rapat kerja berjalan dari jam 09.00 – 11.15 WIB. Setelah itu istirahat sampai waktu dzuhur. Setelah sholat dzuhur, saya dan teman-teman dari Kelompok Studi Pengabdian Masyarakat Studi Ilmiah Mahasiswa UNS berangkat menuju pinggiran Mojosongo, Tunggulrejo tepatnya.

          Keceriaan adik-adik yang sudah sekian lama tak pernah aku lihat, karena aku yang memang jarang hadir di kegiatan itu. Mungkin hal ini lah yang harus segera aku lakukan untuk menebus segala dosa-dosaku. Sesampainya disana, aku melihat adik-adik yang ku kenal, dan sebagian baru ku lihat wajah-wajahnya yang penuh dengan keceriaan tanpa beban kehidupan. Ku berkenalan dengan adik-adik yang kali ini baru kulihat. Seperti biasa, kegiatan kali ini adalah mengajar adik-adik di mushola. Kami mengajar pelajaran umum yang berhubungan dengan pelajaran sekolah mereka. Apa yang mereka belum bisa, akan kami ajari.
Banyak keceriaan di sana. Ya, mereka memang anak-anak, bukan anak-anak kalau tidak nakal, kalau tidak jahil. Ada saja tingkahnya yang membuat kami harus bersabar, harus tetap tenang menghadapi mereka. Inilah pelajaran yang sebenarnya. Mendidik  anak kecil itu tak semudah mendidik orang dewasa yang sudah paham banyak hal. Dari situlah sebenarnya jalan pembuka bagi kami untuk menyemai kebaikan-kebaikan yang akan selalu kami ajarkan kepada adik-adik.
Saat itu aku diminta untuk mengajari membuat puisi oleh seorang anak yang paling besar tubuhnya. Taufik namanya. Sempat aku meminta salah satu kawanku untuk mengajarinya karena aku sedang mengajari adik yang lain. Tapi dia bilang bahwa temanku galak, tidak sabaran, dan menakutkan. Hehehehe. . .kalimat yang tak pernah ku dengar dari adik-adik yang lain. Taufik bingung memilih tema yang tepat untuk puisinya itu. Temanya bebas. Awalnya dia mengambil tema pesawat terbang. Entah apa yang dipikirkannya, aku tak tahu, dan aku mengiyakan saja. Tak tahunya dia mengeluh terlalu susah jika mengambil tema pesawat terbang. Lalu dia meminta kembali untuk mengangkat tema tentang ilmu. Ya, ku rasa tema itulah yang lebih tepat dan mudah untuknya.
Dengan waktu yang relatif cepat, dia menyelesaikannya dengan baik. Walau ada beberapa baris yang ku koreksi untuk diperbaiki. Oke fine, tak masalah bagiku. Aku selalu ceria jika bersama adik-adik yang menyenangkan ini. Karena semua masalah yang aku hadapi, semua beban kehidupan, semua tugas perkuliahan, semua urusan organisasi seakan hilang entah kemana. Itulah kenapa ada orang yang bilang bahwa masa anak-anak adalah masa tanpa beban kehidupan, dia bebas menjalani hidup, bermain, berlari, berekspresi sesuka mereka. Ah, rasanya memang enak menjadi anak kecil.
Waktu sudah hampir pukul 15.00, dan aku mengisyaratkan untuk berhenti dari aktivitas belajar itu. Aku bertanya kepada mereka, apa yang mereka inginkan setelah belajar ini. Dan mereka semua menjawab dengan serentak, “main bola”. Itu hanya untuk yang laki-laki ya, yang perempuan ga boleh ikutan. Hahahaha. Akhirnya Taufik mengambil bola di rumahnya yang tak jauh dari mushola itu. Kami pun bermain bola. Aku yang awalnya hanya menjadi wasit dalam permainan itu, memutuskan untuk ikut dalam permainan. Maklum sudah lama aku tak bermain bola di lapangan rumput, karena semenjak kuliah di Solo aku hanya sering bermain futsal.
Aku juga ingin merasakan bagaimana bisa larut dalam keceriaan adik-adik dalam bermain bola. Namanya anak kecil, bermain bola sesuka mereka. Aku juga suka dengan cara mereka bermain, teringat dulu waktu kecil ketika pertama kali bermain bola, aku juga seperti mereka. Kemana pun arah bola, akan selalu ku kejar. Sesuatu yang amat menyenangkan.
Ya, semoga dengan semua keceriaan ini, dengan semua kebahagiaan yang diberikan Allah SWT, adik-adik bisa terus belajar, berusaha, bekerja keras, dan bermimpi untuk selalu menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain kelak. Jangan lupa shalat ya dek, jangan lupa mengaji, baca Al Quran, dan hal-hal yang bermanfaat lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar