Hari
itu, memang hari yang sangat padat di jadwal kegiatanku. Aku berusaha untuk
tetap bisa melaksanakan semua kegiatan yang ada di jadwalku. Sabtu pagi yang
cerah, acara yang pertama adalah rapat kerja salah satu organisasi yang aku
ikuti di Fakultas Teknik. Yah, acara itu memang sangat krusial, sebenarnya pagi
itu juga ada kegiatan lain yang aku ikuti di tempat lain, namun lebih penting,
maka aku memutuskan untuk hadir di rapat kerja ini. Rapat kerja berjalan dari
jam 09.00 – 11.15 WIB. Setelah itu istirahat sampai waktu dzuhur. Setelah
sholat dzuhur, saya dan teman-teman dari Kelompok Studi Pengabdian Masyarakat
Studi Ilmiah Mahasiswa UNS berangkat menuju pinggiran Mojosongo, Tunggulrejo
tepatnya.
Keceriaan
adik-adik yang sudah sekian lama tak pernah aku lihat, karena aku yang memang
jarang hadir di kegiatan itu. Mungkin hal ini lah yang harus segera aku lakukan
untuk menebus segala dosa-dosaku. Sesampainya disana, aku melihat adik-adik
yang ku kenal, dan sebagian baru ku lihat wajah-wajahnya yang penuh dengan
keceriaan tanpa beban kehidupan. Ku berkenalan dengan adik-adik yang kali ini
baru kulihat. Seperti biasa, kegiatan kali ini adalah mengajar adik-adik di
mushola. Kami mengajar pelajaran umum yang berhubungan dengan pelajaran sekolah
mereka. Apa yang mereka belum bisa, akan kami ajari.
Banyak keceriaan di sana. Ya, mereka
memang anak-anak, bukan anak-anak kalau tidak nakal, kalau tidak jahil. Ada
saja tingkahnya yang membuat kami harus bersabar, harus tetap tenang menghadapi
mereka. Inilah pelajaran yang sebenarnya. Mendidik anak kecil itu tak semudah mendidik orang
dewasa yang sudah paham banyak hal. Dari situlah sebenarnya jalan pembuka bagi
kami untuk menyemai kebaikan-kebaikan yang akan selalu kami ajarkan kepada
adik-adik.
Saat itu aku diminta untuk mengajari
membuat puisi oleh seorang anak yang paling besar tubuhnya. Taufik namanya.
Sempat aku meminta salah satu kawanku untuk mengajarinya karena aku sedang
mengajari adik yang lain. Tapi dia bilang bahwa temanku galak, tidak sabaran,
dan menakutkan. Hehehehe. . .kalimat yang tak pernah ku dengar dari adik-adik
yang lain. Taufik bingung memilih tema yang tepat untuk puisinya itu. Temanya
bebas. Awalnya dia mengambil tema pesawat terbang. Entah apa yang
dipikirkannya, aku tak tahu, dan aku mengiyakan saja. Tak tahunya dia mengeluh
terlalu susah jika mengambil tema pesawat terbang. Lalu dia meminta kembali
untuk mengangkat tema tentang ilmu. Ya, ku rasa tema itulah yang lebih tepat
dan mudah untuknya.
Dengan waktu yang relatif cepat, dia
menyelesaikannya dengan baik. Walau ada beberapa baris yang ku koreksi untuk
diperbaiki. Oke fine, tak masalah bagiku. Aku selalu ceria jika bersama
adik-adik yang menyenangkan ini. Karena semua masalah yang aku hadapi, semua
beban kehidupan, semua tugas perkuliahan, semua urusan organisasi seakan hilang
entah kemana. Itulah kenapa ada orang yang bilang bahwa masa anak-anak adalah
masa tanpa beban kehidupan, dia bebas menjalani hidup, bermain, berlari,
berekspresi sesuka mereka. Ah, rasanya memang enak menjadi anak kecil.
Waktu sudah hampir pukul 15.00, dan
aku mengisyaratkan untuk berhenti dari aktivitas belajar itu. Aku bertanya
kepada mereka, apa yang mereka inginkan setelah belajar ini. Dan mereka semua
menjawab dengan serentak, “main bola”. Itu hanya untuk yang laki-laki ya, yang
perempuan ga boleh ikutan. Hahahaha. Akhirnya Taufik mengambil bola di rumahnya
yang tak jauh dari mushola itu. Kami pun bermain bola. Aku yang awalnya hanya
menjadi wasit dalam permainan itu, memutuskan untuk ikut dalam permainan. Maklum
sudah lama aku tak bermain bola di lapangan rumput, karena semenjak kuliah di
Solo aku hanya sering bermain futsal.
Aku juga ingin merasakan bagaimana
bisa larut dalam keceriaan adik-adik dalam bermain bola. Namanya anak kecil,
bermain bola sesuka mereka. Aku juga suka dengan cara mereka bermain, teringat
dulu waktu kecil ketika pertama kali bermain bola, aku juga seperti mereka. Kemana
pun arah bola, akan selalu ku kejar. Sesuatu yang amat menyenangkan.
Ya, semoga dengan semua keceriaan ini,
dengan semua kebahagiaan yang diberikan Allah SWT, adik-adik bisa terus
belajar, berusaha, bekerja keras, dan bermimpi untuk selalu menjadi orang yang
bermanfaat untuk orang lain kelak. Jangan lupa shalat ya dek, jangan lupa
mengaji, baca Al Quran, dan hal-hal yang bermanfaat lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar