Rabu,
6 Februari 2013, rencana keinginan untuk berkunjung ke Bromo akhirnya
terlaksana. Berangkat dari Solo pukul 09.00 WIB. Perjalanan dimulai dengan
pasukan yang berjumlah 10 orang. Lalu lintas cukup ramai karena jalan yang
dilewati adalah jalur utama Solo-Surabaya. Ya, kapal pun hanya ada 1 nahkoda
yang memegang kendali, akibat dari beberapa orang yang menjadi kendali akhirnya
perjalanan sempat terhenti karena salah jalur. Hehehehe maklum koordinasi
kurang baik. Jalur yang diambil rombongan adalah jalur
Solo-Sragen-Ngawi-Caruban-Nganjuk-Kediri-Batu-Bromo. Perjalanan sempat terhenti
karena kelelahan dan harus mengisi bahan bakar motor pula. Ada kejadian lucu
ketika sampai di Kota Kediri, yang mulanya kita ingin beristirahat di masjid
untuk sholat Dzuhur, ternyata masjid itu adalah masjid kepunyaan TNI dan berada
di dalam komplek perumahan TNI. Hahahaha akhirnya diusir untuk pindah ke masjid
yang lain.
Sesampainya
di masjid yang tak jauh dari masjid sebelumnya, motor teman yang tak lain
adalah motor matik bocor. Setelah menemukan tempat tambal ban, ternyata ban
dalam sobek. Menurut analisa teman-teman yang notabene adalah para calon
insinyur (Ammiiinn J), karena matik adalah motor yang didesain tidak
untuk perjalanan jarak jauh, makanya velgnya cepat panas yang berimbas pada
sobeknya ban dalam. Seharusnya setiap 2 jam sekali atau kurang, ban harus
disiram air untuk mendinginkannya. Setelah selesai menambal ban, sholat dzuhur,
dan makan arem-arem (makanan yang terbuat dari beras yang dimasak seperti nasi
dibungkus dengan daun pisang yang isinya bermacam-macam) perjalanan dilanjutkan
kembali. Dengan membawa peta pulau Jawa, kami dengan PD nya melanjutan
perjalanan, ketika memang tidak yakin maka bertanya, itulah fungsi dari mulut
yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita.
Sebelum
sampai di Batu, perjalanan melewati jalur pegunungan. Masya Allah, pemandangan
alam yang sungguh luar biasa tersaji di depan mata. Ciptaan Allah SWT memang
luar biasa. Di tepi-tepi jalan menuju Batu banyak tumbuh pohon-pohon duren. Ada
2 orang teman saya yang doyan duren (termasuk saya J),
akhirnya tergiur dan terhenti untuk membelinya. Berhenti di depan minimarket
untuk membeli perbekalan lagi, dihajar itu duren dan saya tidak mendapat
bagian, sungguh sangat sedihnya, padahal lagi pengennya makan duren. Hahahaha.
Selalu ada saja kejadian kocak karena memang teman-teman saya adalah orang yang
humoris dan gila. Setelah makan duren, kulitnya dibuang di tempat sampah
minimarket itu, jadilah bahan tertawaan teman-teman dan para pelayan minimarket
tersebut. Hahahaha. Numpang makan duren doang di minimarket.
Sesampainya
di Batu, perjalanan berhenti untuk istirahat kembali. Sempat bertanya-tanya
pula saat di masjid, ternyata jalur yang diambil menuju Malang terlalu jauh
untuk menuju ke Bromo. Akhirnya setelah beristirahat, perjalanan dilanjutkan
menuju jalur Pasuruan. Sesampai di Bromo waktu sudah menunjukkan pukul 20.00
WIB. Ya, karena it’s the first time, sesampainya
di dekat jalur menuju puncak ke bromo, akhirnya rombongan masuk ke sarang calo.
Sempat pura-pura bertanya kepada banyak calo (calo kok banyak banget), kita
semua menyempatkan untuk makan malam. Maklum karena sudah malam, yang masih
buka adalah penjual bakso. Banyak pelajaran yang didapat dari bapak penjual
bakso, ternyata masih ada orang baik di tengah-tengah gunung Bromo.
Ngobrol-ngobrol banyak dengan bapak penjual bakso, beliau menyampaikan bahwa
banyak penduduk asli Bromo beragama Hindu. Namun kita semua adalah satu, satu
bangsa, bangsa Indonesia. Kemudian beliau berkata, “apa bedanya shalat dengan
sembahyang?”. Hehehehehe. Betapa luar biasanya bapak itu.
Ketika
membeli bakso itu, kita semua bertemu dengan bapak yang kebaikannya luar biasa.
Setelah ngobrol bersama, kita semua diantar untuk mencari penginapan sebelum ke
puncak keesokan paginya. Dan alhamdulillah kami semua diantar ke penginapan
yang berdekatan dengan jalur ke puncak Bromo. Setelah melewati lobi melobi
(biasa mahasiswa ahlinya ngelobi J) akhirnya
mendapat penginapan yang pas dikantong dan nyaman pula. Kegilaan selalu hadir
di setiap waktu dimana kita dapat berkumpul. Keesokan paginya kita semua harus
cepat-cepat bangun untuk segera berkemas dan naik ke puncak Bromo. Ya, pukul
03.00 kita semua sudah siap-siap, tanpa harus mandi terlebih dahulu kita
langsung tancap gas. (biasanya juga ga pernah mandi J).
Setelah melewati kurang lebih 7 km perjalanan, akhirnya kita semua sampai di
puncak. Tak disangka, ternyata di sana sudah banyak orang yang ingin melihat sunrise juga. Sebelum melihat sunrise,
kita shalat subuh terlebih dahulu. Dilepas kaos kaki dan sarung tangan, seakan
semua sudah mati rasa karena menahan dinginnya udara gunung. Hahahaha.
Sholatpun sambil menggigil. Setelah sholat, kita semua langsung cabut untuk
melihat sunrise. Ternyata apa yang katanya banyak orang memang benar, sunrise
dari puncak Bromo memang luar biasa indahnya. Masya Allah. Sungguh kebesaran
Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Setelah asyik menikmati indahnya sunrise,
biasa lah, narsis-narsis dulu. Berbekal 2 kamera digital, yang 1 baterainya
habis. (yang punya dimarahin akhirnya, hahahaha)
Dari
puncak kita menuju ke kawah Bromo, sebelum itu kita foto-foto lagi di padang
pasir Bromo. Yah, disitu lah, saya merasakan betapapun besarnya kita, betapapun
hebatnya kita, janganlah pernah merasa sombong, karena semua itu bukan
kepunyaan kita, semua itu hanya titipan dari Allah yang nanti akan kembali
kepada yang punya. Melihat deretan gunung-gunung dan bukit-bukit yang besar,
terlihat betapapun kecilnya kita. Gunung-gunung sebesar itu, nanti ketika hari
kiamat tiba akan beterbangan. Jangan dibayangkan betapa ngerinya. Allah SWT
menciptakan manusia sebagai khalifah, untuk menjaga dan merawat apa yang
menjadi tanggung jawab kita.
Sesampainya
di kawah Bromo, ternyata harus ditempuh dengan berjalan kaki. Karena beberapa
teman ada yang mengurungkan niatnya untuk naik ke kawah, akhirnya saya dan
beberapa teman yang lain tetap ingin naik ke kawah Bromo. Memang, jalnnya
naik-turun, lika-liku, ada anak tangganya pula. Sesampai di kawah, kami kembali
disuguhkan pemandangan yang lagi-lagi membuat kita selalu ingat bahwa ciptaan
Allah SWT lah apa-apa yanga di langit dan di bumi. Bukan kita jika berhenti
tanpa foto-foto. Karena kami memang tak ingin melewatkan momen-momen indah di
Bromo. Akhirnya kami turun kembali ke tempat parkir motor.
Kami melanjutkan perjalanan ke Wisata
Air Terjun (lupa namanya), di daerah Probolinggo. Sesampai di sana, kami sempat
terhenyak, karena sepi sekali, apakah memang bukan hari libur, maka dari itu
tempat wisata itu sepi pengunjung. Perjalanan masih berlanjut dari tempat
parkir motor, menuju ke air terjun. Perjalanan cukup melelahkan karena jalur
yang dilewati bebatuan, tanah, dan berkelok-kelok, namun cukup menghibur untuk
sebuah pemandangan alam yang sungguh luar biasa, Subhanallah. J
Akhirnya setelah dari air terjun, kami
memutuskan untuk pulang, karena waktu sudah siang. Lagi-lagi, ban motor matic
teman yang tadi bocor, bocor kembali. Akhirnya mencari tambal ban kembali.
Setelah beres, kami melanjutkan perjalanan. Tak disangka, sesampainya kami di
Mojokerto, udara kota ini panas sekali, hampir mirip Surabaya lah. Yah, memang
kota-kota besar sekarang sudah penuh dengan kendaraan, dan polusi-polusi asap
pabrik yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi. (loh, apa hubungannyaJ)
Di Jombang kami beristirahat untuk membersihkan badan, dan sholat ashar. Setelah
itu kami melanjutkan perjalanan. Sampai di Ngawi jam 21.00, kami beristirahat
kembali untuk makan malam. (makan malam kok jam 9 malem, hehehehe). Ya sudah,
itu hal biasa bagi kami anak-anak kos, ketika lapar datang, ya makan saja, gitu
kok repot.
Perjalanan kembali terhenti setelah
makan malam karena lagi-lagi ban motor matic kepunyaan temanku bocor lagi,
alhamdulillah masih ada tambal ban yang buka. Sampai di Solo pukul 01.00
dinihari. Inilah perjalanan yang paling seru dan paling melelahkan dari sekian
banyak perjalanan kami anak-anak mesin yang sering travelling kesana-kemari. Semoga kami selalu solid dan bisa
jalan-jalan lagi di tengah penatnya perkuliahan dan penatnya kehidupan kampus
untuk selalu mengambil inspirasi dari setiap perjalanan-perjalanan yang akan
datang. Ammmiiiinnn. . .
I love you Bromo. . .
1 komentar:
sip, mg kompak selalu sampai anak cucu.......
pasti sangat berkesan ya....
Posting Komentar