Selasa, 16 April 2013

Refleksi Perjalanan Solo-Bromo


          


        Rabu, 6 Februari 2013, rencana keinginan untuk berkunjung ke Bromo akhirnya terlaksana. Berangkat dari Solo pukul 09.00 WIB. Perjalanan dimulai dengan pasukan yang berjumlah 10 orang. Lalu lintas cukup ramai karena jalan yang dilewati adalah jalur utama Solo-Surabaya. Ya, kapal pun hanya ada 1 nahkoda yang memegang kendali, akibat dari beberapa orang yang menjadi kendali akhirnya perjalanan sempat terhenti karena salah jalur. Hehehehe maklum koordinasi kurang baik. Jalur yang diambil rombongan adalah jalur Solo-Sragen-Ngawi-Caruban-Nganjuk-Kediri-Batu-Bromo. Perjalanan sempat terhenti karena kelelahan dan harus mengisi bahan bakar motor pula. Ada kejadian lucu ketika sampai di Kota Kediri, yang mulanya kita ingin beristirahat di masjid untuk sholat Dzuhur, ternyata masjid itu adalah masjid kepunyaan TNI dan berada di dalam komplek perumahan TNI. Hahahaha akhirnya diusir untuk pindah ke masjid yang lain.
          Sesampainya di masjid yang tak jauh dari masjid sebelumnya, motor teman yang tak lain adalah motor matik bocor. Setelah menemukan tempat tambal ban, ternyata ban dalam sobek. Menurut analisa teman-teman yang notabene adalah para calon insinyur (Ammiiinn J), karena matik adalah motor yang didesain tidak untuk perjalanan jarak jauh, makanya velgnya cepat panas yang berimbas pada sobeknya ban dalam. Seharusnya setiap 2 jam sekali atau kurang, ban harus disiram air untuk mendinginkannya. Setelah selesai menambal ban, sholat dzuhur, dan makan arem-arem (makanan yang terbuat dari beras yang dimasak seperti nasi dibungkus dengan daun pisang yang isinya bermacam-macam) perjalanan dilanjutkan kembali. Dengan membawa peta pulau Jawa, kami dengan PD nya melanjutan perjalanan, ketika memang tidak yakin maka bertanya, itulah fungsi dari mulut yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita.
          Sebelum sampai di Batu, perjalanan melewati jalur pegunungan. Masya Allah, pemandangan alam yang sungguh luar biasa tersaji di depan mata. Ciptaan Allah SWT memang luar biasa. Di tepi-tepi jalan menuju Batu banyak tumbuh pohon-pohon duren. Ada 2 orang teman saya yang doyan duren (termasuk saya J), akhirnya tergiur dan terhenti untuk membelinya. Berhenti di depan minimarket untuk membeli perbekalan lagi, dihajar itu duren dan saya tidak mendapat bagian, sungguh sangat sedihnya, padahal lagi pengennya makan duren. Hahahaha. Selalu ada saja kejadian kocak karena memang teman-teman saya adalah orang yang humoris dan gila. Setelah makan duren, kulitnya dibuang di tempat sampah minimarket itu, jadilah bahan tertawaan teman-teman dan para pelayan minimarket tersebut. Hahahaha. Numpang makan duren doang di minimarket.
          Sesampainya di Batu, perjalanan berhenti untuk istirahat kembali. Sempat bertanya-tanya pula saat di masjid, ternyata jalur yang diambil menuju Malang terlalu jauh untuk menuju ke Bromo. Akhirnya setelah beristirahat, perjalanan dilanjutkan menuju jalur Pasuruan. Sesampai di Bromo waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Ya, karena it’s the first time, sesampainya di dekat jalur menuju puncak ke bromo, akhirnya rombongan masuk ke sarang calo. Sempat pura-pura bertanya kepada banyak calo (calo kok banyak banget), kita semua menyempatkan untuk makan malam. Maklum karena sudah malam, yang masih buka adalah penjual bakso. Banyak pelajaran yang didapat dari bapak penjual bakso, ternyata masih ada orang baik di tengah-tengah gunung Bromo. Ngobrol-ngobrol banyak dengan bapak penjual bakso, beliau menyampaikan bahwa banyak penduduk asli Bromo beragama Hindu. Namun kita semua adalah satu, satu bangsa, bangsa Indonesia. Kemudian beliau berkata, “apa bedanya shalat dengan sembahyang?”. Hehehehehe. Betapa luar biasanya bapak itu.
          Ketika membeli bakso itu, kita semua bertemu dengan bapak yang kebaikannya luar biasa. Setelah ngobrol bersama, kita semua diantar untuk mencari penginapan sebelum ke puncak keesokan paginya. Dan alhamdulillah kami semua diantar ke penginapan yang berdekatan dengan jalur ke puncak Bromo. Setelah melewati lobi melobi (biasa mahasiswa ahlinya ngelobi J) akhirnya mendapat penginapan yang pas dikantong dan nyaman pula. Kegilaan selalu hadir di setiap waktu dimana kita dapat berkumpul. Keesokan paginya kita semua harus cepat-cepat bangun untuk segera berkemas dan naik ke puncak Bromo. Ya, pukul 03.00 kita semua sudah siap-siap, tanpa harus mandi terlebih dahulu kita langsung tancap gas. (biasanya juga ga pernah mandi J). Setelah melewati kurang lebih 7 km perjalanan, akhirnya kita semua sampai di puncak. Tak disangka, ternyata di sana sudah banyak orang yang ingin melihat sunrise juga. Sebelum melihat sunrise, kita shalat subuh terlebih dahulu. Dilepas kaos kaki dan sarung tangan, seakan semua sudah mati rasa karena menahan dinginnya udara gunung. Hahahaha. Sholatpun sambil menggigil. Setelah sholat, kita semua langsung cabut untuk melihat sunrise. Ternyata apa yang katanya banyak orang memang benar, sunrise dari puncak Bromo memang luar biasa indahnya. Masya Allah. Sungguh kebesaran Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Setelah asyik menikmati indahnya sunrise, biasa lah, narsis-narsis dulu. Berbekal 2 kamera digital, yang 1 baterainya habis. (yang punya dimarahin akhirnya, hahahaha)
          Dari puncak kita menuju ke kawah Bromo, sebelum itu kita foto-foto lagi di padang pasir Bromo. Yah, disitu lah, saya merasakan betapapun besarnya kita, betapapun hebatnya kita, janganlah pernah merasa sombong, karena semua itu bukan kepunyaan kita, semua itu hanya titipan dari Allah yang nanti akan kembali kepada yang punya. Melihat deretan gunung-gunung dan bukit-bukit yang besar, terlihat betapapun kecilnya kita. Gunung-gunung sebesar itu, nanti ketika hari kiamat tiba akan beterbangan. Jangan dibayangkan betapa ngerinya. Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah, untuk menjaga dan merawat apa yang menjadi tanggung jawab kita.
          Sesampainya di kawah Bromo, ternyata harus ditempuh dengan berjalan kaki. Karena beberapa teman ada yang mengurungkan niatnya untuk naik ke kawah, akhirnya saya dan beberapa teman yang lain tetap ingin naik ke kawah Bromo. Memang, jalnnya naik-turun, lika-liku, ada anak tangganya pula. Sesampai di kawah, kami kembali disuguhkan pemandangan yang lagi-lagi membuat kita selalu ingat bahwa ciptaan Allah SWT lah apa-apa yanga di langit dan di bumi. Bukan kita jika berhenti tanpa foto-foto. Karena kami memang tak ingin melewatkan momen-momen indah di Bromo. Akhirnya kami turun kembali ke tempat parkir motor.


Kami melanjutkan perjalanan ke Wisata Air Terjun (lupa namanya), di daerah Probolinggo. Sesampai di sana, kami sempat terhenyak, karena sepi sekali, apakah memang bukan hari libur, maka dari itu tempat wisata itu sepi pengunjung. Perjalanan masih berlanjut dari tempat parkir motor, menuju ke air terjun. Perjalanan cukup melelahkan karena jalur yang dilewati bebatuan, tanah, dan berkelok-kelok, namun cukup menghibur untuk sebuah pemandangan alam yang sungguh luar biasa, Subhanallah. J
Akhirnya setelah dari air terjun, kami memutuskan untuk pulang, karena waktu sudah siang. Lagi-lagi, ban motor matic teman yang tadi bocor, bocor kembali. Akhirnya mencari tambal ban kembali. Setelah beres, kami melanjutkan perjalanan. Tak disangka, sesampainya kami di Mojokerto, udara kota ini panas sekali, hampir mirip Surabaya lah. Yah, memang kota-kota besar sekarang sudah penuh dengan kendaraan, dan polusi-polusi asap pabrik yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi. (loh, apa hubungannyaJ) Di Jombang kami beristirahat untuk membersihkan badan, dan sholat ashar. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. Sampai di Ngawi jam 21.00, kami beristirahat kembali untuk makan malam. (makan malam kok jam 9 malem, hehehehe). Ya sudah, itu hal biasa bagi kami anak-anak kos, ketika lapar datang, ya makan saja, gitu kok repot.
Perjalanan kembali terhenti setelah makan malam karena lagi-lagi ban motor matic kepunyaan temanku bocor lagi, alhamdulillah masih ada tambal ban yang buka. Sampai di Solo pukul 01.00 dinihari. Inilah perjalanan yang paling seru dan paling melelahkan dari sekian banyak perjalanan kami anak-anak mesin yang sering travelling kesana-kemari. Semoga kami selalu solid dan bisa jalan-jalan lagi di tengah penatnya perkuliahan dan penatnya kehidupan kampus untuk selalu mengambil inspirasi dari setiap perjalanan-perjalanan yang akan datang. Ammmiiiinnn. . .

I love you Bromo. . .









1 komentar:

Unknown mengatakan...

sip, mg kompak selalu sampai anak cucu.......
pasti sangat berkesan ya....

Posting Komentar