Mobil Hybrid
Perbincangan
di laboratorium motor bakar bersama sahabat saya We Es dan End Ra akhirnya
membuat saya ingin menulis dan mengekspos kejadian-kejadian yang mungkin telah
menggugah hati. Melihat laboratorium yang tak tertata, benda-benda berserakan
dimana-mana. Memang betul apa yang dikatakan pak Tanto, kebiasaan kita memang
seperti itu. Sudah berkali-kali diingatkan, ditusuk-tusuk, ditampar tapi tetap
saja tidak sadar. Alangkah malangnya nasib “kalian”, oh karya anak bangsa.
Memang benar, akhir-akhir ini kita banyak
melihat karya anak-anak bangsa yang bermunculan. Mulai dari mobil Tucuxinya Pak
Dahlan Iskan, mobil listriknya Pak Ahmad, mobil listriknya Teknik Mesin UNS,
ITS, ITB, UGM, dan yang paling baru adalah monorelnya “Made In Bekasi”. Ternyata
fenomena (bukan fenomena, tapi kenyataan) ini sudah diprakarsai dahulu oleh
bapak teknologi kita sekaligus Presiden ke- 3 kita Pak Bacharudin Jusuf Habibie
dengan N 250 nya. Terharu rasanya
ketika melihat banyak anak negeri yang mempunyai banyak prestasi seperti ini. Banyak
yang pesimis, namun tak kalah banyaknya orang-orang yang optimis menatap masa
depan Indonesia. Hanya orang-orang bodohlah yang melihat dengan pesimis.
Apa
kita tidak mau mengambil pelajaran tentang Sang Gatotkoco N 250 yang dikubur
hidup-hidup oleh pengkhianat negeri ini dengan berkedok nama pemerintah. Apa kita
juga tidak mau mengambil pelajaran dari Pak Menteri Dahlan Iskan yang berani mengenalkan
karya anak negeri kepada rakyat Indonesia. Seharusnya pengalaman masa lalu itu sebagai
pelajaran berharga agar kita dapat memperbaikinya hari ini dan esok.
Pesawat N 250
Mobil Tucuxi
Lantas
jika yang di atas saja seperti ini kejadiannya, bagaimana dengan yang di
bawah??? Yah, lagi-lagi sedih melihat karya-karya anak bangsa yang mengonggok
begitu saja di pojokan laboratorium. Mulai dari mobil listrik, mobil hybrid,
sepeda listrik, sepeda kayu, ETV(yang sekarang tak tau entah dimana) berada di
sudut-sudut laboratorium dan sungguh tragis keadaannya. Mungkin karena ini
salah saya juga, kenapa tidak bilang saja kepada pak Dekan biar dibuatkan
museum untuk karya anak-anak Fakultas Teknik UNS. Semoga tulisan ini mampu
mendorong saya dan kawan-kawan saya agar mampu berbuat lebih untuk peka
terhadap sekitar. Semoga karya-karya selanjutnya dapat dirawat dan diperhatikan
dengan baik. Sudah saatnya kita menghargai dan menyemangati mereka untuk tetap
berkarya lewat cara apapun itu.
Sepeda Listrik
ETV
0 komentar:
Posting Komentar