Sudah
berlalu setengah abad yang lalu. Pendiri negeri ini pernah berkata bahwa tujuan
didirikannya universitas adalah untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang
dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa. Lantas mengapa harus mahasiswa? mengapa
pada akhirnya mahasiswa menjadi harapan besar bangsa ini? sesungguhnya jika
kita mau melihat lebih dalam pada diri kita, maka jawaban tersebut akan kita
temukan dengan sangat jelas.
Kebanyakan
mahasiswa beranggapan bahwa menjadi seorang yang siap secara internal maupun
eksternal terlebih dahulu, sebelum akhirnya berkontribusi untuk masyarakat. Hal
tersebut dimanifestasikan dengan banyaknya rencana hidup mahasiswa dengan isi
yang tidak jauh berbeda. Diawali lulus dengan predikat cumlaude, bekerja di perusahaan baik nasional maupun internasional,
mendapatkan gaji tinggi, melanjutkan S2 ke luar negeri, dan di saat semua hal
tersebut dicapai maka itulah saat yang tepat untuk berkontribusi di masyarakat.
Apakah
manusia dapat menjamin bahwa dirinya dapat hidup sampai dia siap untuk mengabdi
kepada masyarakat? tidak, tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa
dirinya akan hidup di keesokan harinya. Jika seseorang menunggu waktu yang
tepat untuk dirinya dapat mengabdi pada negeri ini, maka sampai matipun dirinya
tidak akan pernah siap. Seperti itulah gambaran seorang mahasiswa dalam
mempersiapkan diri untuk berkontribusi dalam masyarakat dan bangsa ini. Dan
yang harus dilakukan adalah melakukannya sekarang, bukan nanti!
Berawal Dari Hal-Hal Kecil
Banyak
pelajaran yang sering kita dapatkan bermula dari hal-hal yang kecil. Jangan
pernah menganggap remeh hal-hal yang kecil. Pasalnya, suatu yang besar berawal
dari hal-hal yang kecil. Hal kecil bila dianggap sepele dapat berimbas kurang
baik bahkan fatal bagi hal yang besar. Hal yang kecil adalah dasar dari hal-hal
yang besar. Jika hal yang kecil saja tidak disikapi dengan baik dan serius,
bagaimana dapat menyikapi hal yang besar? “Barang siapa tidak menghargai
sesuatu yang dianggap kurang berharga (hal kecil), maka ia pun tidaklah pantas
diberi kepercayaan untuk mengelola atau memiliki usaha besar.” (B. J. HABIBIE)
Dari
hal kecil ini lah semua kontribusi nyata akan dimulai. Sebagai mahasiswa, memulainya
dengan membentuk karakter pribadi masing-masing. Membentuk karakter dimulai
dengan melakukan internalisasi nilai-nilai mendasar seorang akademisi yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada masa studi, tahap
internalisasi nilai-nilai mendasar akan berjalan secara beriringan. Setelah
tahap internalisasi, maka semangat kontribusi akan melekat pada masing-masing
pribadi. Hal ini akan menjadi modal besar untuk menebar manfaat yang
sebesar-besarnya tanpa harus menunggu nanti. Menebar manfaat sebesar-besarnya,
berarti dapat bergerak dari lini manapun ia berada sebagai praktek lapangan
akan kontribusi nyatanya di masyarakat.
Mengabdi Kepada Masyarakat Melalui Dusun Binaan
Mengabdi dapat dilakukan dimanapun tempatnya,
kapanpun waktunya, dan bagaimanapun caranya. Pengabdian merupakan setitik kecil
pembawa perubahan bagi kehidupan masyarakat di dusun binaan. Melalui
organisasi, lembaga, komunitas maupun pribadi, pengabdian pada masyarakat dapat
terwujud. Melalui organisasi pengabdian dapat dilakukan dengan baik. Dapat
teroganisir, terjadwalkan dengan baik, dan dengan SDM yang cukup serta beraneka
ragam kemampuan yang dapat diaplikasikan. Beberapa contoh program pengabdian yang
dapat dilakukan di dusun binaan antara lain:
1.
Pendidikan Dasar
dan TPA (Tempat Pembelajaran Al Qur’an) Bagi Anak-Anak
Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat yang ingin
menuju ke arah yang lebih baik. Karena dengan pendidikan yang berkualitas dapat
menunjang pembangunan di segala bidang. Dari alasan di atas, maka pemberian
pendidikan haruslah dimulai dari dasar. Memberikan pelajaran tambahan kepada
anak-anak yang mayoritas masih duduk di bangku sekolah dasar merupakan nilai
tambah dan manfaat bagi mereka yang mungkin kurang paham ketika belajar di
sekolah. Dengan melakukan kegiatan ini secara rutin, setidaknya anak-anak dapat
terbantu. Selain itu, TPA (Tempat Pembelajaran Al Qur’an) adalah sarana
pendidikan di bidang agama Islam dalam membentuk akhlak yang baik. Luaran yang
diharapkan dari pendidikan berbasis agama ini nantinya anak-anak dapat menjadi
insan yang berakhlak mulia dan cerdas di bidang ilmu lainnya.
2.
Wirausaha Untuk
Ibu-Ibu
Di kehidupan masyarakat desa, kecenderungan ibu-ibu menjadi
seorang wirausaha masih kurang. Dengan program ini, kita dapat membantu ibu-ibu
dalam merintis usaha. Selain berperan sebagai ibu rumah tangga, ibu-ibu dapat
memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga. Dimulai dengan sosialisasi
wirausaha dan pemahaman mudahnya menjadi wirausaha. Wirausaha dapat dimulai
dari membuat usaha kecil. Dari usaha kecil itu lantas dapat dikembangkan
menjadi usaha yang kelas besar.
3.
Teknologi Tepat
Guna Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Tingkat kemajuan teknologi di pedesaan masih sangat
kurang. Dengan program ini, kita berusaha membantu masyarakat desa dalam
mengembangkan teknologi yang dapat memudahkan dalam bekerja maupun usaha
sehari-hari. Selain harus melihat dari sisi yang memang membutuhkan
diterapkannya teknologi tepat guna, juga harus jeli dalam memanfaatkan program
ini. Teknologi tepat guna dapat diaplikasikan juga dalam bidang pertanian. Dengan
teknologi tepat guna, kesejahteraan masyarakat di bidang pertanian dan
bidang-bidang lainnya dapat meningkat dengan perlahan.
4.
Program
Kesehatan
Program kesehatan merupakan program penting selain
ketiga program di atas. Program ini dapat mendukung berjalannya ketiga program
di atas. Karena berawal dari kesehatanlah, masyarakat dapat bekerja dengan
maksimal. Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan setiap 1 bulan sekali, maka
kita dapat membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan masing-masing individu.
Dari
kontribusi kecil inilah kita dapat melahirkan kontribusi-kontribusi besar di
masa mendatang. Tidak perlu setiap mahasiswa harus menjadi aktivis kampus yang
aktif di ranah sosial politik, mengikuti banyak aksi massa untuk membangun
karakter dengan semangat kontribusi di dalamnya. Semua lini yang ada dalam
kehidupan di kampus dapat menjadi media yang tepat untuk membangun karakter dan
menyiapkan diri untuk berkontribusi lebih besar di masa yang akan datang.
Bangsa ini merindukan kontribusi pemuda-pemudi terbaiknya. Semua itu bukan
untuk siapa-siapa, tapi untuk bangsa, untuk negara, dan untuk tanah air tercinta,
Indonesiaku.
“Tidak ada cara yang paling baik untuk belajar
kecuali dengan terjun langsung menyelesaikan persoalan. Seminar untuk sekedar
seminar dan seribu diskusi bukannya tidak penting, tetapi tidak begitu banyak
dihargai.”
(Bacharuddin Jusuf Habibie)
0 komentar:
Posting Komentar